Bioplasmic : Selimut Energi tubuh manusia
Pengalaman spiritual dari berbagai agama umumnya berbicara tentang merasakan atau melihat sinar di sekeliling kepala yang menandai adanya medan energi. Melalui latihan meditasi atau sembahyang/zikir, pelaku dapat menempatkan diri dalam penalaran dan kondisi yang membuka kemampuan persepsi dan kepekaan yang tinggi.
Masyarakat tradisional India sudah memahami adanya energi universal yang disebut Prana. Bagi mereka, prana dianggap konstituen dasar dan sumber dari segala kehidupan. Prana dapat diartikan sebagai nafas kehidupan yang bergerak melalui berbagai bentuk kehidupan dan memberikan kehidupan. Latihan yoga, salah satunya, adalah memanipulasi energi ini dengan teknik pernafasan, selain meditasi dan latihan fisik untuk dapat mencapai kondisi kesadaran dan tenaga jauh dari pola yang normal.
Orang Tionghoa telah mempunyai hipotesa tentang keberadaan energi penting ini. Mereka menyebutnya sebagai Chi. Semua benda yang bernyawa atau yang tidak bernyawa terdiri dari dan dipenuhi oleh energi. Chi terdiri dari dua tenaga polar, disebut yin dan yang. Pada saat yin dan yang dalam kondisi seimbang, maka sistem kehidupan berada dalam kondisi fisik yang sehat. Ketika tidak seimbang, terjadi kondisi fisik yang sakit (tidak normal). Bila sangat berlebihan maka dihasilkan perilaku kegiatan organik yang sangat tidak normal atau yin yang predominan membuat fungsi tubuh tidak tanggap. Ketidak seimbangan ini, baik dari sisi yang atau yin semuanya berakibat fisik yang tidak sehat. Seni kuno akupuntur ataupun akupresure, banyak terpusat pada usaha untuk menyeimbangkan yang dan yin untuk pemeliharaan kesehatan tubuh.
Theosophy mistis Yahudi, yaitu pembelajaran tentang Tuhan dan alam berlandaskan mistis yang muncul sekitar 538 tahun sebelum Masehi menyebut energi ini sebagai Kabbalah atau cahaya astral. Pada agama Katolik, gambar potret Nabi Isa serta pemuka lainnya dilukiskan diselubungi oleh medan cahaya.
Ditahun 1930 an, Semyon Kirlian seorang scientist menemukan suatu fenomena fotografi. Saat dia sedang memperbaiki mesin dengan muatan tegangan listrik tinggi, secara tidak sengaja tubuhnya terkena aliran elektron yang tidak berbahaya yang menghasilkan aura nyata di sekeliling tangannya yang kemudian diabadikannya dengan memotretnya. Para ahli bio-fisika Rusia kemudian menggunakan teori bio-plasmic untuk menjelaskan efek Kirlian dan berpendapat bahwa ini merupakan alur partikel sub-atomic yang bergerak masuk dan keluar dari jaringan hidup. Pemahaman tentang bio-plasmic menggiring banyak ahli pada pengungkapan penting perihal proses kehidupan.
Sampai dengan sekarang foto efek Kirlian dikembangkan sebagai proses yang menggunakan frekuensi dengan pembangkitan menggunakan voltage tinggi (hingga puluhan ribu Volt) dan aliran elektron (arus) yang kecil untuk memperoleh radiasi medan energi di sekeliling suatu obyek. Pertama kalinya ujicoba hanya dilakukan pada benda bernyawa. Kemudian dikembangkan pada semua yang ada di alam ini. Hasilnya sungguh mencengangkan. Ternyata semua yang ada di alam ini mempunyai radiasi medan energi. Organisme atau suatu subtansi akan bersinar dan menyerap energi melalui medan gelombang yang unik yang kemudian memperlihatkan gejala frekuensi geometrikal dan karakteristik radiasi tertentu. Baik benda bernyawa atau tidak, ternyata mengandung sesuatu yang terukur yang berupa fenomena medan tenaga/gaya yang hadir di sekeliling semua bentuk benda. Fenomena medan ini disebut aura.
Terdapat tujuh pusat utama energi dalam tubuh manusia yang disebut chakra. Energi dari ke-tujuh chakra ini beredar ke dalam dan melalui tubuh melalui suatu sistem saluran (meredians) seperti saluran pembuluh darah tubuh yang energetik. Bio-energi yang disebut sebagai chi atau prana, mengalir kontinu di seluruh tubuh. Aliran bio-energi ini menciptakan medan elektromagnetik di sekeliling tubuh manusia yang disebut aura. Selimut energi yang berupa aura ini di setiap apapun di alam ini disebut sebagai bioplasmic. Pada manusia, tubuh bioplasmic ini mencerminkan karakteristik tubuh dalam fenomena medan energi. Hubungan antara manusia dengan alam adalah melalui tubuh bioplasmic ini. Begitu pula dengan substansi alam yang lain.
Gambar berikut memperlihatkan bagaimana radiasi cahaya atau aura di sekeliling tubuh manusia dan makhluk lainnya. Aura tubuh manusia lebih rumit dibanding dengan yang ada pada batuan, binatang, karena manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna.
Aura ini dilihat dalam bentuk warna-warna. Pada manusia, warna-warna ini berubah menurut suasana kejiwaan dan kondisi ruhani. Aura dapat dikatakan cerminan pribadi seseorang karena pengaruh aspek spiritual pada kondisi emosi/mental berdampak pada perilaku fisik/tubuh.
Gangguan pada aliran bio-energi akan berupa kemacetan, berkurang, atau berlebihnya energi di suatu bagian tubuh akan menyebabkan penyakit baik pada tingkat fisik maupun emosi. Gangguan pada aliran bio-energi tubuh dapat dikenali sebelum timbulnya penyakit dengan merasakan medan magnetik penderita. Terapi yang dilakukan dengan apapun teknik dan cara sesungguhnya bertujuan untuk memperbaiki dan menyeimbangkan medan energi penderita. Sering penderita merasakan perasaan panas, dingin, tersengat, sedikit merasa di-‘sedot’ selama terjadi proses penyeimbangan atau pelepasan bio-energi dalam tubuh.
Renungkanlah...!!!
Ngopi dulu ah……
Insya Allah tentang chakra akan dibahas di artikel berikutnya (ngantuk nih…).
Be your self…….!!!
Wallahu a’lam bissawaab.
1 komentar:
semua benda di dunia ini pasti memiliki energi...seperti manusia yang mengandung listrik di tubuhnya
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Beri Komentar