Perjuangan Semu
Hingar bingar dentuman meriam sudah tak lagi terdengar sekarang ini
Yang tersisa hanyalah teriakan protes entah kenapa, yang tidak pernah didengar
Suara menguap lebar
dan meja yang terantuk kepala para wakil rakyat yang mengantuk berat
Dan hentakan-hentakan meja yang keras,
oleh para politikus yang berapi-api meneriakkan kebenaran,
yang tidak jelas arah dan muara akhirnya
Tidak ada lagi yang mengelus dada bahkan menitikkan air mata
Di saat kebenaran diperjualbelikan dengan bebas di pasar ikan
Di saat kebohongan disajikan dengan citarasa yang tinggi di hotel-hotel mewah
Di saat para pelacur lebih berbangga dengan profesinya
Karena banyak pelacur berbaju lain yang lebih pelacur
Para pengusaha bahkan semakin khawatir
Terdesak oleh maraknya bisnis perjuangan berkedok kebenaran
Yang omsetnya makin hari makin meningkat tak terkirakan
Dan semakin hiduplah orang-orang yang hidup di bisnis ini
Tidak ada lagi istilah pejuang, tidak ada lagi istilah pahlawan,
Tidak ada lagi istilah tokoh besar, tidak ada lagi istilah yang paling pantas
Untuk segelintir orang yang benar-benar memperjuangkan kebenaran
Tanpa pamrih ......
Karena mereka sudah tiada
Yang adapun sudah pasti akan ditiadakan
Oleh entah siapa yang bukan seperti mereka
Tiga dara nan cantik jelita, dengan tubuh yang tiada banding kemolekannya
Berjalan gontai nan lemah gemulai
Melintasi seisi kota dan seluas samudera nafsu birahi
Ternyata tak mampu juga menggoda para pembeli dan penyedia
Yang sedang bertransaksi produk dalam negeri
Yang tertulis di bungkusnya :
“Berjuanglah demi aku...niscaya akan makmur dunia”.
........................................................
23 Nop’08
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Beri Komentar