DNA (Deoxyribo Nucleid Acid) .vs. DNA (Deformed Neomaterial Algorithm) to become DNA (Doom Nervous Armageddon)
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa Inggris: deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa jenis virus (dan virus tidak termasuk organisme) seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus).
STRUKTUR
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan basa nitrogen. Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.
Rantai DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 Å. Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri atas 220 juta nukleotida.
Struktur untai komplementer DNA menunjukkan pasangan basa (adenin dengan timin dan guanin dengan sitosin) yang membentuk DNA beruntai ganda.
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya; gula RNA adalah ribosa.
DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel. Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah adenin (dilambangkan A), sitosin (C, dari cytosine), guanin (G), dan timin (T). Adenin berikatan hidrogen dengan timin, sedangkan guanin berikatan dengan sitosin.
FUNGSI BIOLOGIS (REPLIKASI))
Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan urutan nukleotida pada DNA yang digandakan.
Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi ini diperlukan ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Pada dasarnya, proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA terdiri dari dua rantai dan rantai yang satu merupakan "konjugat" dari rantai pasangannya. Dengan kata lain, dengan mengetahui susunan satu rantai, maka susunan rantai pasangan dapat dengan mudah dibentuk. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA ini terjadi. Salah satu teori yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing DNA baru yang diperoleh pada akhir proses replikasi; satu rantai tunggal merupakan rantai DNA dari rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan rantai yang baru disintesis. Rantai tunggal yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut bertindak sebagai "cetakan" untuk membuat rantai pasangannya.
Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu yang terpenting dikenal dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim pembantu pembentukan rantai DNA baru yang merupakan suatu polimer. Proses replikasi diawali dengan pembukaan untaian ganda DNA pada titik-titik tertentu di sepanjang rantai DNA. Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh beberapa jenis protein yang dapat mengenali titik-titik tersebut, dan juga protein yang mampu membuka pilinan rantai DNA. Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA polimerase masuk dan mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka secara lokal tersebut. Proses pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai dengan pergeseran DNA polimerase mengikuti arah membukanya rantai ganda. Monomer DNA ditambahkan di kedua sisi rantai yang membuka setiap kali DNA polimerase bergeser. Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai telah benar-benar terpisah.
Proses replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti. Proses sintesis rantai DNA baru memiliki suatu mekanisme yang mencegah terjadinya kesalahan pemasukan monomer yang dapat berakibat fatal. Karena mekanisme inilah kemungkinan terjadinya kesalahan sintesis amatlah kecil.
DNA DALAM FORENSIK
Ilmuwan forensik dapat menggunakan DNA yang terletak dalam darah, semen, kulit, liur atau rambut yang tersisa di tempat kejadian kejahatan untuk mengidentifikasi kemungkinan tersangka, sebuah proses yang disebut fingerprinting genetika atau pemrofilan DNA (DNA profiling). Dalam pemrofilan DNA panjang relatif dari bagian DNA yang berulang seperti short tandem repeats dan minisatelit, dibandingkan. Pemrofilan DNA dikembangkan pada 1984 oleh genetikawan Inggris Alec Jeffreys dari Universitas Leicester, dan pertama kali digunakan untuk mendakwa Colin Pitchfork pada 1988 dalam kasus pembunuhan Enderby di Leicestershire, Inggris. Banyak yurisdiksi membutuhkan terdakwa dari kejahatan tertentu untuk menyediakan sebuah contoh DNA untuk dimasukkan ke dalam database komputer. Hal ini telah membantu investigator menyelesaikan kasus lama di mana pelanggar tidak diketahui dan hanya contoh DNA yang diperoleh dari tempat kejadian (terutama dalam kasus perkosaan antar orang tak dikenal). Metode ini adalah salah satu teknik paling terpercaya untuk mengidentifikasi seorang pelaku kejahatan, tetapi tidak selalu sempurna, misalnya bila tidak ada DNA yang dapat diperoleh, atau bila tempat kejadian terkontaminasi oleh DNA dari banyak orang.
DNA DALAM KOMPUTASI
DNA memainkan peran penting dalam ilmu komputer, baik sebagai masalah riset dan sebagai sebuah cara komputasi.
Riset dalam algoritma pencarian string, yang menemukan kejadian dari urutan huruf di dalam urutan huruf yang lebih besar, dimotivasi sebagian oleh riset DNA, dimana algoritma ini digunakan untuk mencari urutan tertentu dari nukleotida dalam sebuah urutan yang besar. Dalam aplikasi lainnya seperti editor text, bahkan algoritma sederhana untuk maslah ini biasanya mencukupi, tetapi urutan DNA menyebabkan algoritma-algoritma ini untuk menunjukkan sifat kasus-mendekati-terburuk dikarenakan jumlah kecil dari karakter yang berbeda.
Teori database juga telah dipengaruhi oleh riset DNA, yang memiliki masalah khusus untuk menaruh dan memanipulasi urutan DNA. Database yang dikhususkan untuk riset DNA disebut database genomik, dam harus menangani sejumlah tantangan teknis yang unik yang dihubungkan dengan operasi pembandingan kira-kira, pembandingan urutan, mencari pola yang berulang, dan pencarian homologi.
NANOTECHNOLOGY
Nanotechnology (NanoTech) adalah merupakan pengembangan teknologi yang lebih dititikberatkan pada dimensi ukuran hingga ke skala atom atau molekul. NanoTech umumnya berkaitan dengan struktur dari ukuran 100 nanometer atau lebih kecil, dan melibatkan pengembangan bahan atau perangkat di dalam ukuran.
Nanoteknologi sangat beragam, mulai dari novel ekstensi konvensional perangkat fisika, untuk benar-benar baru berdasarkan pendekatan perakitan “self-molecular”, untuk mengembangkan bahan-bahan baru dengan dimensi pada nanoscale, bahkan untuk spekulasi pada apakah kita dapat secara langsung peduli pada skala atom.
Molecular nanotechnology, kadang-kadang disebut molekular manufaktur, adalah istilah yang diberikan kepada konsep rekayasa nanosystems (nanoscale machines) yang beroperasi pada skala molekular. Hal ini berkaitan dengan konsep molecular assembler , yaitu mesin yang dapat menghasilkan struktur piranti “atom-by-atom” yang diinginkan dengan menggunakan prinsip mechanosynthesis .
Secara umum sangat sulit untuk menyatukan beberapa piranti pada skala atom, karena semua memiliki struktur dan posisi atom serta ke-“lengket” an yang berbeda. Di sisi lain masa depan nanosystems dapat dipandang sebagai silicon hybrids dari teknologi komputer dan biologi molekular.
Percobaan menunjukkan bahwa positional molecular assembly dapat dilakukan oleh Ho Lee dan di Universitas Cornell pada tahun 1999. Mereka menggunakan “scanning tunneling microscope” untuk memindahkan satu molekul karbon monoksida (CO) untuk setiap atom besi (Fe) pada lempengan kristal perak, dan kimia yang terikat CO ke Fe dengan tegangan yang sesuai.
SMART MATERIAL
Adalah suatu material yang memiliki banyak property pada saat diubah secara signifikan dengan pengendalian tertentu melalui stimulus luar seperti tekanan, temperature, embun, medan listrik ataupun magnetik.
Beberapa smart material yang sudah ada seperti :
KHAYALAN MASA DEPAN
Semakin tinggi kepandaian seseorang maka semakin besar pula keingintahuannya terhadap apa yang ada di sekitarnya, terutama pada apa yang sudah ia ketahui untuk lebih diperdalam pengetahuannya.
Dengan ditemukannya DNA, manusia pun sudah mulai mencoba menjadi “perancang kehidupan”. Terbukti dengan berbagai riset yang telah dilakukan oleh para pakar untuk mengutak-atik rantai DNA antara lain :
Bisa jadi suatu saat nanti manusia akan menciptakan bentuk kehidupan baru dari hasil ”utak-atik” untai DNA yang ada. Entah apa jadinya.
Syukurnya, manusia hanya mampu ”mengutak-atik” untai DNA tetapi tidak pernah sukses menciptakan untai DNA (sampai sekarang, entah nanti, moga-moga tidak).
Sekarang ini, Teknologi Informasi benar-benar menjadi ”The Superior Technology”. Bayangkan, di sini software saja telah ribuan bahkan jutaan aplikasi tercipta. Yang patut mendapat perhatian khusus adalah bahwa sesungguhnya perkembangan software dimulai dari hal yang sederhana seperti sempoa di abad Dinasti Ching hingga sekarang berkembang menjadi ribuan algoritma dengan berbagai macam tujuan.
Pada akhirnya, terkait dengan uraian tentang DNA di atas, manusia sudah sejak lama berpikir bagaimana caranya menciptakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent/AI), yang mungkin saja nantinya entah digunakan untuk apa. Beberapa algoritma yang mengarah ke AI yang sudah ditemukan adalah :
• Expert System
• Petri Net
• Neural Network
• Fuzzy Logic
• Algoritma Genetika
• Ant Colony (Koloni Semut)
• Dll
Sekarang…..kita mencoba mengkombinasikan semua uraian di atas, tentunya dengan daya khayal yang sangat tinggi. Kita mencoba "menciptakan" DNA (Deformed Neomaterial Algorithm / Algoritma yang ditanam pada “material baru” yang mampu berubah-ubah) seperti demikian :
Nah……apa jadinya dunia ini. Apalagi sudah bisa dipastikan ada sekian banyak tujuan yang bisa ditanam di “smart-chip” dimaksud.
Deformed Neomaterial Algorithm / DNA (Algoritma yang ditanam pada “material baru” yang mampu berubah-ubah) mungkin nantinya entah tahun berapa akan menjadi DNA/Doom Nervous Armageddon (Menciptakan kiamat yang membingungkan kiamat).
Nah loh…….Moga-moga saja Dajjal belum menemukan teknologi ini dan moga-moga saja tidak akan pernah bisa diciptakan.
Amiiiiiin.
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Beri Komentar