Sukmojati mengulas "Ilmu"
Panembahan Sukmojati sedang duduk di ruang pendopo Kelurahan. Ki Sukmo diminta oleh Ki Lurah untuk memberikan sedikit wejangan kepada para pamong desa tentang apapun yang berguna bagi mereka dalam mengemban amanat rakyat. Tampak di situ Jogoboyo, Carik, Jogotirto, Kepetengan, dan lain-lain petinggi desa. Sejenak Ki Sukmojati berdiam diri. Para pamong pun berdiam diri, menunggu dengan sabar keluarnya petuah dari Ki Sukmo, yang dikenal sebagai "sesepuh" Desa Langitan.
"Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh", Ki Sukmo membuka pembicaraan. Kontan dijawab oleh semua yang hadir,"Wa alaikum salaam warahmatullaahi wabarakaatuh". Lanjut Ki Sukmo,"Sang Hyang Murbhen Dhumadhi menciptakan alam semesta ini adalah agar Dia dikenal oleh semua ciptaan-Nya. Maka jadilah jagad raya ini beserta isinya. Manusia sebagai ciptaan yang paling sempurna, mendapat titah untuk memerintah di Kerajaan jagad Raya ini atas amanah Sang Hyang Welas Asih, agar menjadi rahmat bagi alam jagadnata ini. Diberilah manusia bekal berupa AKAL, yang mengandung segala bekal yang diperlukan manusia untuk memerintah Kerajaan Jagadraya ini." Kemudian Ki Sukmo terdiam.
Seluruh yang hadir pun ikut terdiam. Begitu lamanya Ki Sukmo terdiam, hingga tampak beberapa dari yang hadir mulai tak sabar. Sepertinya Ki Rogosukmo, petinggi keamanan desa yang dikenal digdaya dan berkanuragan tinggi, adalah yang paling tidak sabar. Kontan saja dia berkata,"Maaf Ki Sukmo. Mengapa tidak dilanjutkan ?". Ki Sukmo tersenyum. Terjadilah percakapan antar keduanya dengan disaksikan seluruh yang hadir.
Ki Sukmo :
"Mengapa engkau bertanya seperti itu Ki Rogosukmo ?"
Ki Rogosukmo :
"Ki Sukmo telah membuka wejangan, maka wajarlah kami menanti lanjutannya".
Ki Sukmo :
"Inilah awal hidup manusia di bumi. BERTANYA untuk TAHU, kemudian MENGERTI"
Mendengar penuturan Ki Sukmo lantas Ki Carik bersuara :
"Ki Sukmo, apakah hidup itu hanya sekedar untuk mengerti ?"
Jawab Ki Sukmo :
"Saat kita mengerti maka berilmulah kita. Wajiblah bagi siapapun yang mengerti untuk mengamalkannya."
Ki Carik :
"Mengapa kita harus mengamalkan apapun yang kita mengerti ?"
Ki Sukmo :
"Agar kita menjadi beradab. Menjadi manusia yang berbudi luhur dan ber-etika serta ber-estetika. Maka jadilah kita manusia yang sesungguhnya, yang layak untuk menjadi pemimpin bagi Kerajaan Jagadraya ini"
Tiba-tiba Ki Lurah pun ikut bertanya :
"Ki Sukmo, aku ini adalah pemimpin desa. Wajarlah bila aku harus lebih mendalami apa yang engkau wejangkan kepada kami. BERTANYA, lalu tahu, kemudian MENGERTI adalah proses tercurahnya ILMU. MENGAMALKAN ILMU adalah agar kita menjadi MANUSIA BERADAB yang ber-ETIKA dan ber-ESTETIKA. Hanya MANUSIA yang mampu memanusiakan dirinya dengan ILMU dan AMAL. Apakah seperti itu Ki Sukmo ?"
Ki Sukmo tersenyum sambil berkata :
"Benar Ki Lurah. Itulah yang membedakan kita dengan ciptaan Hyang Jagatnata yang lain."
Lantas terdiamlah semua yang hadir. Sesaat kemudian seorang pemuda yang dari tadi ikut mengamati dengan duduk paling belakang, berkata :
Ki Sukmo ...!!! Seperti apakah seharusnya seorang pemimpin yang manusiawi ?"
Ki Sukmo kaget, tapi kemudian menjawab :
"Dia harus ber LOGIKA, ber-ETIKA, dan ber-ESTETIKA ..."
Pemuda :
"Seperti apa pemimpin yang ber-LOGIKA ?"
Ki Sukmo :
"Berpikir sederhana dengan menggunakan akal jernih dan hati bersih. Sebagai indikatornya adalah mewujudnya perilaku yang ber-etika dan ber-estetika yang murni. Tidak dibuat-buat ....."
Semua yang hadir manggut-manggut dengan beragam pemahaman yang ditangkap oleh masing-masing yang hadir.
.......................................................
3 komentar:
:-Lb-(
:-L
terimakasih ada motivasi yang di dapat.
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Beri Komentar