Sang-rajawali.blogspot.com

Situs personal yang memuat artikel tentang seni, budaya, filsafat, religi, humaniora, mistik, politik, teknologi, free-stuff.
Kirimkan artikel/iklan anda ke : admin.sang-rajawali.blogspot.com. Artikel yang sesuai dengan konten blog ini akan diseleksi dan dimuat di blog ini sesuai katagorinya. Untuk pemasangan iklan private pada "banner jin" akan dimuat setelah kiriman di-approve oleh admin.

Iklan 125 X 125

Iklan 125 X 125

Iklan 125 X 125

My Little Family

My Little Family
Aku - Nurlita Dyah Asmarani - Shourraya Callista (2th)

09 March 2009

Jalan Segitiga

Bedahan tentang diri manusia akan lebih menarik bila dikaitkan dengan analogi dimensi bangun, SEGITIGA. Konseptualisasi ini kita dekatkan dengan setiap sudut segitiga adalah merupakan salah satu “jalan hidup” pada diri manusia. Lantas bagaimana bila segitiga yang kita pilih adalah sama kaki, dimana di setiap sudutnya adalah “Tuhan”, “Makhluk”, dan “Diri”.

Jalan Segitiga
Mari kita perhatikan ilustrasi gambar di bawah ini.

Tuhan. Dalam hal ini adalah kutub yang menjadi arah bagi keyakinan kita bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, untuk menuju ke kehidupan abadi berikutnya.

Diri. Adalah diri kita sendiri yang sedang melakukan apapun aktivitas di dunia ini dan bertanggungjawab penuh secara mandiri terhadap apapun yang kita lakukan.

Makhluk. Adalah segala sesuatu di luar diri kita. Merupakan kutub bagi manusia dalam berkehidupan di dunia ini.

Jalan hidup vertikal
Dari segitiga di atas tampak bahwa “jalan hidup vertikal” adalah hubungan diri kita dengan Tuhan. Secara sepintas terlihat dari segitiga di atas bahwa dengan memilih jalan hidup vertikal maka praktis akan “meniadakan” jalan hidup horisontal. Konon, orang-orang yang memilih jalan ini dikatakan sebagai “orang akherat” atau yang lebih mementingkan akherat (kehidupan abadi nanti).

Jalan hidup horisontal
Bila kita melihat segitiga di atas maka “jalan hidup horizontal” bisa diartikan sebagai hubungan diri kita dengan apapun yang ada di dunia ini di luar diri kita. Secara sepintas terlihat dari segitiga di atas bahwa dengan memilih jalan hidup horizontal maka praktis akan “meniadakan” jalan hidup vertikal. Konon, orang-orang yang memilih jalan hidup ini dikatakan sebagai “orang dunia” atau yang lebih mementingkan keduniaan.

Analisis sederhana dari kedua jalan itu adalah :

  • Tidak mungkin manusia menuju ke kehidupan abadi berikutnya tanpa melalui kehidupan dunia. Seperti layaknya seseorang yang akan menuju suatu kota B dari kota A tidaklah mungkin tanpa bekal dan persiapan di dalam perjalanannya. Maka seharusnyalah bekal perjalanan dan persiapan dilakukan di kota A agar nantinya dapat mencapai kota B tanpa halangan yang berarti.
  • Sangatlah aneh bila orang akan menuju kota B, kemudian di dalam melakukan persiapan dan pengumpulan bekal perjalanan di kota A, begitu seriusnya menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan sehingga terlupa bahwa jadwal keberangkatan angkutan transportasi ke kota B sudah hampir terlewatkan.
Artinya, kedua jalan hubungan di atas harus digunakan semua. Akan tetapi yang menjadi pokok masalah adalah bagaimana menggunakannya. Konsep keseimbangan tidaklah mungkin dicapai oleh karena bila konsep ini digunakan maka tetap akan terjadi “pemisah” antara kedua jalan tersebut, dan tidak saling terhubung.

Konsep “Jalan Segitiga” sangat sederhana
Konsep Jalan Segitiga lebih mengutamakan prinsip “berjalan seiring walau tidak bercampur, tiada yang dicampuri dan tiada yang mencampuri”. (Nah loh…apa lagi ini….). Bagi yang telah mengenyam dunia pendidikan (ups…sorry yach…) pastilah sudah mengenal istilah transformasi koordinat. Singkatnya kita lihat saja langsung pada gambar berikut :

Tampak pada gambar di atas bahwa transformasi terjadi dari sumbu Y (vertikal) ke sumbu X (horisontal) dengan sumbu zero, dan bukan sebaliknya.
Artinya, jika kita menjalankan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan niat dan SOP (Standard Operational and Procedure) yang ada maka seharusnya setiap langkah yang dijalani melalui Jalan Vertikal semestinya akan menambah bekal langkah kita di Jalan Horisontal. Akan tetapi, setiap langkah yang kita jalani melalui Jalan Horisontal sangatlah sukar untuk bisa menambah langkah kita melalui Jalan Vertikal.

Bingung gak nih……Moga-moga tidak yach.tension

Contoh praktis di kehidupan sehari-hari adalah demikian :
  • Bila orang menekuni Jalan Vertikal-nya dengan baik maka dia akan mengenal dengan baik pula benar-salah, baik-buruk, halal-haram, dll. Maka ini akan menjadi bekal untuk hidup di dunia dengan baik sehingga akan menambah bekal pula bagi perjalanan menuju “kehidupan abadi”.
  • Bila orang menekuni Jalan Horisontal-nya maka bisa dipastikan waktunya akan habis untuk memikirkan hal-hal sebagai berikut : “bagaimana caranya….”, “jika saja aku bisa….”, “mestinya kemarin saya harus….”, “besok aku harus melakukan….”, dll.
  • Bila orang menekuni Jalan Vertikal-nya saja maka dia telah melupakan bekal yang harus dia bawa nanti, dan betapa Tuhan Maha Pemurah memberikan bekal yang dibungkus dalam wadah yang layak untuk dinikmati secukupnya.

Catatan penting ….!!!
Orang yang memilih Jalan Horisontal lebih memposisikan Jalan Vertikal sebagai sekedar syarat hidup belaka. Orang yang memilih Jalan Vertikal telah benar-benar melupakan bekal yang harus dia bawa untuk menuju ke “kehidupan abadi” nanti. Mestinya setiap langkah di Jalan Vertikal akan menambah kemantapan langkah di Jalan Horisontal, hingga terpenuhilah bekal bagi "kehidupan abadi" nanti.

Wahhh….capek juga nih. Untuk sementara sampai di sini dulu yach……

Be your self…….!!!

Wallahu a’lam bissawaab.doa



0 komentar:

Beri Komentar

 

Public Ads Info

PT. Reyvita Salsabila. Agen perjalanan untuk ONH Plus, domestik, dan luar negeri. Kantor pusat Jl. A. Wahab Syahrani - Samarinda - Kalimantan Timur. Contact Person : Syafii Jafar (08125523874).

In house Training. Komunitas Pengembangan Teknologi - Polnes telah membuka in house training untuk beberapa paket : Instrumentasi, Interface Programming, Microprocessor, C++ and Assemby Programming. Contact person : Supriadi, SST (081347543575), Agusma W, SST (081350092747), Arif Bram, SST (081347023452).

Kumpulblogger.com Ads Info

Terawangan (percaya atau tidak)

Petarung Linglung.06 Maret 2009, 15:28 PM. Arena pertarungan adalah tempat favoritnya. Senjata adalah mainannya. Berbagai jurus adalah makanannya. Segala bentuk kanuragan dan ilmu kedigdayaan habis tuntas dirampas.Si petarung sekarang merasa telah mencapai titik puncak kejayaan. Nun jauh di sana, sang waktu sedang menanti bertemunya para pemuja petarung dengan orang-orang yang terbantai, bertempurnya dua kekuatan. Puncak kemenangan dan puncak gundah gulana teraniaya. Wallahu a'lam. (sumber : dirahasiakan).

Pemicu sudah tercipta.Maha Besar Allah. Akhirnya pemicu terjadinya takdir-Nya ternyata ditimbulkan dari orang-orang yang memang akan "dimusnahkan"-Nya, bukan dari para pejuang kebenaran. Tunggu saja dan waspada terhadap kaum munafik. Sabar adalah kunci, istiqomah adalah pelindung. (sumber : dirahasiakan).

"Huru-hara besar".Sekitar bulan ketiga tahun 2009 akan terjadi huru-hara besar yang menjadi awal dari huru-hara yang lebih besar lagi. (sumber : dirahasiakan).

Kursi Panas.“Kursi-kursi” yang ada di seantero bumi Nusantara sekarang ini telah banyak yang meningkat suhunya. Entah disengaja atau tidak, setiap orang yang melihat menjadi “enggan”, setiap orang yang duduk di sana menjadi “panas” dan menimbulkan energi “panas” di sekitarnya. Waspada bagi yang melihat, segera introspeksi yang sedang duduk di sana. (sumber : dirahasiakan).

Injury Time.Layaknya permainan sepak bola, sekarang ini sedang berlangsung “injury time” bagi yang sedang “berkuasa” atau yang sedang “menguasai lapangan pemainan”. Semoga “injury time” ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi “semua tim”. Tetapi perlu diwaspadai, event “suddent death” bisa terjadi setiap saat. (sumber : dirahasiakan).

"Rudal nyasar".Tidak selamanya alat “pelacak panas” yang terpasang di setiap “rudal” dapat berfungsi dengan baik. Ada kalanya oleh karena sesuatu dan lain hal, bisa terjadi peristiwa “rudal nyasar”. Bisa dipastikan peristiwa “rudal nyasar” akan berakibat buruk bagi target yang sesungguhnya bukan target. Perlu diwaspadai : “yang dianggap salah belum tentu salah, yang merasa benar sudah pasti tidak benar”. “Rudal nyasar” kebanyakan terjadi oleh karena salah menterjemahkan kata “benar dan salah”. (sumber : dirahasiakan).

Conteng saya.Sekarang ini, langit telah dipenuhi oleh do’a-do’a yang pada intinya bermakna “conteng saya” yang bertarung dengan kemurnian do’a orang-orang yang teraniaya. Do’a-do’a yang bermakna “conteng saya” tetap akan berjaya selama “injury time”. (sumber : dirahasiakan).

Satria emas berkuda putih.Akan datang “satria emas berkuda putih” dengan membawa “seribu pasukan langit” yang tidak tampak bagi hati yang “tertutup nafsu”. Kedatangannya disebabkan oleh “gudang langit” yang sudah tidak mampu lagi menampung do’a orang-orang yang teraniaya. (sumber : dirahasiakan).

Pengikut

Komentar Terbaru

sang-rajawali.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Fully redesigned template by Onny Gaffar | or please Contact Me