Sang-rajawali.blogspot.com

Situs personal yang memuat artikel tentang seni, budaya, filsafat, religi, humaniora, mistik, politik, teknologi, free-stuff.
Kirimkan artikel/iklan anda ke : admin.sang-rajawali.blogspot.com. Artikel yang sesuai dengan konten blog ini akan diseleksi dan dimuat di blog ini sesuai katagorinya. Untuk pemasangan iklan private pada "banner jin" akan dimuat setelah kiriman di-approve oleh admin.

Iklan 125 X 125

Iklan 125 X 125

Iklan 125 X 125

My Little Family

My Little Family
Aku - Nurlita Dyah Asmarani - Shourraya Callista (2th)

07 March 2009

“Membangkitkan budaya maaf” dalam diri

Terdapat tiga kata dari judul di atas yang tiap-tiap katanya mengandung makna tersendiri. Namun bila digabung menjadi satu kalimat bisa jadi mengandung arti yang sangat berbeda dibandingkan bila kita secara langsung menggabungkannya dari makna masing-masing kata dimaksud. Mengapa bisa begitu ? Sederhana saja. Sudah lazim bila setiap orang yang membaca judul di atas rata-rata akan mengartikan sebagai “membiasakan diri untuk mudah meminta maaf dan mudah memaafkan”. Apakah memang begitu ? Marilah kita coba untuk membedahnya dengan cara “mendalami” makna dari setiap kata-katanya.

Membangkitkan
Kata dasarnya adalah “bangkit” yang dapat berarti bangun, berdiri. Dalam uraian singkat “membangun” dapat diartikan sebagai “mengusahakan sesuatu yang awalnya non-aktif menjadi aktif”. (Ribet yach….).
Kesalahan makna yang sudah meluas dari “membangkitkan” adalah : menciptakan, membuat, mengeluarkan dari yang tersembunyi/terpendam.

Budaya
Adalah perilaku sosial yang menjadi “kebiasaan” yang melekat dan mendarah daging. Sedangkan “kebiasaan” sendiri dapat diartikan sebagai “keadaan yang terkondisi secara sengaja maupun tidak”. Makna ini sangat berbeda dengan apa yang sering kita jumpai sehari-hari. Perilaku sosial adalah merupakan perilaku yang menggambarkan interaksi antar sekumpulan manusia. Apapun budaya yang sering kita kenal dan jumpai sesungguhnya adalah merupakan refleksi konkrit (hasil nyata) dari makna “budaya” yang sesungguhnya.

Kesalahan makna yang sudah meluas dari “budaya” adalah : kebiasaan, iklim, kondisi, keadaan

Maaf
Dapat diartikan sebagai “sesal”. Artinya, kata “meminta maaf” dapat diartikan sebagai “mengakui kesalahan dan menyesal”. Sedangkan kata “memaafkan” dapat diartikan sebagai “menerima pengakuan kesalahan dan sesal”. Makna sesungguhnya dari kata “maaf” adalah “sesal” yang timbul oleh karena adanya keadaan/kejadian dari akibat suatu perbuatan yang ditangkap oleh pancaindera secara jernih. Kemudian keadaan/kejadian tersebut dianggap menciptakan ketidaknyamanan, ketidakpantasan, ketidaklaziman bagi sekitarnya. Ringkasnya, makna “maaf” timbul dari akibat dan bukan dari sebab.

Kesalahan makna yang sudah meluas dari “maaf” adalah : pengakuan lisan atas perbuatan

Sekarang marilah kita coba untuk merangkai kata-kata di atas sesuai dengan makna yang telah diuraikan :

Membangkitkan budaya maaf

Makna dari gabungan perkata :
Mengaktifkan perilaku sosial yang berupa pengakuan atas penyesalan dari akibat yang tidak lazim/tidak nyaman/tidak pantas oleh karena suatu sebab/perbuatan.

Makna lazim :
Membiasakan diri untuk mudah meminta maaf dan mudah memaafkan

Bandingkan kedua uraian makna di atas. Memang tampaknya seperti sama. Akan tetapi bila dicermati dengan baik akan terdapat beberapa perbedaan yang mendasar adalah sebagai berikut :

  • “Mengaktifkan” berarti sudah ada “sesuatu” yang sebelumnya non-aktif menjadi aktif. Sedangkan pada makna lazim terkesan seolah mengupayakan untuk “menciptakan”.
  • Pada makna lazim tidak sedikitpun mengandung unsur perilaku sosial sebagai inti dari makna budaya, kecuali hanya sebatas pada usaha untuk menciptakan/mengkondisikan. Sedangkan perilaku sosial itu sendiri adalah merupakan salah satu karakteristik unik makhluk Tuhan yang bernama manusia.
  • Pada makna lazim tampak yang dijadikan subyek adalah sebab/perbuatan, sedangkan pada makna gabungan kata yang menjadi subyek adalah akibat dari sebab/perbuatan. Pada makna lazim lebih bersifat subyektif oleh karena yang dinilai adalah perbuatan si pelaku. Sedangkan pada makna gabungan kata lebih obyektif oleh karena yang dinilai adalah akibat perbuatan si pelaku bagi sekitarnya yang mencerminkan perilaku sosial yang sesungguhnya.

Keywords :
  • Membangkitkan bukan berarti menciptakan. Membangkitkan berarti mengaktifkan sesuatu yang sebelumnya non-aktif.
  • Budaya bukanlah kebiasaan. Budaya adalah perilaku sosial yang menjadi karakteristik unik dari makhluk Tuhan bernama manusia dalam berinteraksi antar sesamanya.
  • Maaf bukanlah “sesal” yang timbul dari sebab/perbuatan. Maaf adalah “sesal” yang timbul dari akibat suatu sebab/perbuatan.
  • “Meminta maaf” bukan sekedar pengakuan lisan, akan tetapi pengakuan penyesalan atas akibat perbuatan kemudian semaksimal mungkin mengupayakan untuk tidak terjadi lagi. Akibat yang terjadi bukan berarti dilupakan, tetapi tetap akan tersimpan di memori otak untuk dijadikan sebagai “peringatan” di kemudian hari.
  • “Memaafkan” bukan sekedar menerima “permintaan maaf”, akan tetapi menerima dengan apa adanya atas akibat perbuatan yang terjadi dan tidak mempermasalahkan di kemudian hari. Akibat yang terjadi bukan berarti diabaikan, tetapi tetap akan tersimpan di memori otak untuk dijadikan “peringatan” di kemudian hari.

Kesimpulan ... !!!
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk Tuhan yang paling “pemaaf” dan “peminta maaf”. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling berbudaya. “Budaya” dan “maaf” tidak perlu diciptakan tetapi cukup “diaktifkan” secara optimal. Hanya “akal jernih” yang mampu melakukannya yang tidak mudah terkotori oleh pengaruh perilaku makhluk Tuhan yang lain selain manusia.

Wuihh….ngeri yach. Untung mas Don “tetap manusia”. Hidup manusia ….!!! tepuktangantepuktangantepuktangan

Be your self…….!!!

Wallahu a’lam bissawaab. doa



1 komentar:

Anonymous berkomentar :

ya begitulah

Beri Komentar

 

Public Ads Info

PT. Reyvita Salsabila. Agen perjalanan untuk ONH Plus, domestik, dan luar negeri. Kantor pusat Jl. A. Wahab Syahrani - Samarinda - Kalimantan Timur. Contact Person : Syafii Jafar (08125523874).

In house Training. Komunitas Pengembangan Teknologi - Polnes telah membuka in house training untuk beberapa paket : Instrumentasi, Interface Programming, Microprocessor, C++ and Assemby Programming. Contact person : Supriadi, SST (081347543575), Agusma W, SST (081350092747), Arif Bram, SST (081347023452).

Kumpulblogger.com Ads Info

Terawangan (percaya atau tidak)

Petarung Linglung.06 Maret 2009, 15:28 PM. Arena pertarungan adalah tempat favoritnya. Senjata adalah mainannya. Berbagai jurus adalah makanannya. Segala bentuk kanuragan dan ilmu kedigdayaan habis tuntas dirampas.Si petarung sekarang merasa telah mencapai titik puncak kejayaan. Nun jauh di sana, sang waktu sedang menanti bertemunya para pemuja petarung dengan orang-orang yang terbantai, bertempurnya dua kekuatan. Puncak kemenangan dan puncak gundah gulana teraniaya. Wallahu a'lam. (sumber : dirahasiakan).

Pemicu sudah tercipta.Maha Besar Allah. Akhirnya pemicu terjadinya takdir-Nya ternyata ditimbulkan dari orang-orang yang memang akan "dimusnahkan"-Nya, bukan dari para pejuang kebenaran. Tunggu saja dan waspada terhadap kaum munafik. Sabar adalah kunci, istiqomah adalah pelindung. (sumber : dirahasiakan).

"Huru-hara besar".Sekitar bulan ketiga tahun 2009 akan terjadi huru-hara besar yang menjadi awal dari huru-hara yang lebih besar lagi. (sumber : dirahasiakan).

Kursi Panas.“Kursi-kursi” yang ada di seantero bumi Nusantara sekarang ini telah banyak yang meningkat suhunya. Entah disengaja atau tidak, setiap orang yang melihat menjadi “enggan”, setiap orang yang duduk di sana menjadi “panas” dan menimbulkan energi “panas” di sekitarnya. Waspada bagi yang melihat, segera introspeksi yang sedang duduk di sana. (sumber : dirahasiakan).

Injury Time.Layaknya permainan sepak bola, sekarang ini sedang berlangsung “injury time” bagi yang sedang “berkuasa” atau yang sedang “menguasai lapangan pemainan”. Semoga “injury time” ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi “semua tim”. Tetapi perlu diwaspadai, event “suddent death” bisa terjadi setiap saat. (sumber : dirahasiakan).

"Rudal nyasar".Tidak selamanya alat “pelacak panas” yang terpasang di setiap “rudal” dapat berfungsi dengan baik. Ada kalanya oleh karena sesuatu dan lain hal, bisa terjadi peristiwa “rudal nyasar”. Bisa dipastikan peristiwa “rudal nyasar” akan berakibat buruk bagi target yang sesungguhnya bukan target. Perlu diwaspadai : “yang dianggap salah belum tentu salah, yang merasa benar sudah pasti tidak benar”. “Rudal nyasar” kebanyakan terjadi oleh karena salah menterjemahkan kata “benar dan salah”. (sumber : dirahasiakan).

Conteng saya.Sekarang ini, langit telah dipenuhi oleh do’a-do’a yang pada intinya bermakna “conteng saya” yang bertarung dengan kemurnian do’a orang-orang yang teraniaya. Do’a-do’a yang bermakna “conteng saya” tetap akan berjaya selama “injury time”. (sumber : dirahasiakan).

Satria emas berkuda putih.Akan datang “satria emas berkuda putih” dengan membawa “seribu pasukan langit” yang tidak tampak bagi hati yang “tertutup nafsu”. Kedatangannya disebabkan oleh “gudang langit” yang sudah tidak mampu lagi menampung do’a orang-orang yang teraniaya. (sumber : dirahasiakan).

Pengikut

Komentar Terbaru

sang-rajawali.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Fully redesigned template by Onny Gaffar | or please Contact Me