Wah ... sekarang masyarakat Indonesia udah pada sableng. Fenomena "Ponari The Miracle Kid" ternyata tidak luput juga dari pengamatan mereka. Ndak yang pinter, ndak yang ahli, ndak yang pakar,ndak yang ndak bisa apa-apa (alias mbantuin komentar doank, termasuk Mas Don....).
Sesungguhnya apa sih yang terjadi ...? (weeeh.....seriuss nih...)
Ponari, yang sebelumnya hanyalah anak desa seperti layaknya anak-anak lainnya, tiba-tiba saja menjadi pusat perhatian. Gara-gara mendapat "batu langit" Ponari tiba-tiba bisa menyembuhkan ribuan orang yang datang berobat. Ringkasnya, kalau menurut Mas Don, apapun itu, mau pake batu, mau pake air, mau pake apa saja, selama Allah berkehendak maka tidak ada yang tidak mungkin. Masalah siapa, apa, bagaimana, dan kapan waktunya, itu terserah Allah. Tidak ada sesuatu pun yang perlu dibahas, diragukan, dianalisa, dan di...di...yang lain, kecuali bagaimana cara kita saja memandang segala sesuatu dengan pandangan yang benar karena Allah ta'ala.
Menurut pandangan Mas Don, fenomena Ponari adalah sangat sederhana bila dipandang dari sudut ke-Maha Besar-an Allah. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita mengambil hikmah dari fenomena itu. Apa sesungguhnya pesan yang dititipkan Allah pada fenomena itu, itulah yang terpenting.
Ada beberapa hal yang semestinya patut kita cermati dengan pikiran jernih dan hati bersih. Begini ceritanya ....
- Ponari seorang anak kecil, tinggal di desa, dengan kehidupan orangtua dan keluarganya yang sangat sederhana, bahkan jauh dari cukup. Mengapa Allah memilih dia ?
- Jombang, yang konon ceritanya adalah salah satu kota di Jawa Timur yang penuh dengan para ahli agama. Mengapa Allah memilih Jombang ?
- Sekarang ini, Indonesia lagi marak dengan berbagai isu yang sarat dengan "pesan-pesan khusus" dari orang-orang yang entah bertujuan apa. Isu politik, isu kemanusiaan, isu budaya, bahkan semakin marak saja acara-acara di media manapun yang berbau "mistik, klenik, supranatural" dan sejenisnya. Termasuk isu "produksi fatwa" dari para pakar di bidangnya masing-masing. Mengapa Allah menurunkan fenomena ini sekarang ?
Ulasan mas Don nih (walau agak ngawur loh...) :
- Untuk jadi ngetop, hebat, publik figure, dan sejenisnya gak harus jadi orang hebat, kaya, terpandang, ahli agama, ahli gituan, dan lain-lain. Kemulyaan adalah milik Allah. Barang siapa yang dititipkan kemulyaan oleh Allah padanya kemudian ia pandai bersyukur maka Allah akan menambah nikmat baginya. Bila sebaliknya, naaaa.......tunggu aja murka Allah.
- Apapun karunia yang diberikan Allah pada kita, termasuk ilmu, kemulyaan, dll semestinya dapat dipergunakan sesuai dengan porsinya untuk kemaslahatan orang banyak dan berpegang pada kebenaran dengan sabar dan istiqomah. Ndak milih-milih . Jika fenomena Ponari dianggap syirik, maka apa donk sebutan dari acara-acara berbau "mistik, klenik, supranatural" di media tv yang sudah pasti ditonton oleh seluruh masyarakat Indonesia. (Anjuran keras nih dari Mas Don untuk para produser fatwa....). Jika di sekitar desa ponari masih banyak para ahli, pakar, dan pemuka agama, haruskah semua orang yang merasa ahli di bidangnya ikut-ikutan "ngurusi" Ponari ? Tidakkah kita ini termasuk bangsa yang penuh etika dan "tepo-sliro" (saling menghargai dan menghormati) ?
- Mungkin saking lelahnya orang-orang pintar di negeri ini ngurusin hal-hal yang "mungkin" sebagian bukan urusan mereka, akhirnya fenomena Ponari menjadi ajang refreshing bagi lisan dan otak mereka. Bisa jadi sekaligus untuk menaikkan rating mereka masing-masing di khalayak publik Indonesia.
Pesan penting ....!!!
Apapun kejadiannya, bagaimanapun caranya, siapapun yang melakukannya, kapanpun terjadinya, selama Allah berkehendak maka tidak ada yang tidak mungkin. Tinggal bagaimana cara kita untuk mengambil hikmah dibalik setiap kejadian dengan berbekal pada pandangan yang benar menuju Allah ta'ala.
Wallahu a'lam bissawaab.
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Beri Komentar